• Tentang
  • Pedoman Media Siber
  • Kirim Artikel
  • Redaksi
Selasa, Agustus 9, 2022
  • Login
al-Ummah
Advertisement
  • Warta
  • Keislaman
    • Tafsir al-Qur’an
    • Tasawuf
    • Fuqoha
    • Tarikh
  • Humor
  • Fikroh
  • Konsultasi
  • Kirim Artikel
  • Tentang al-Ummah
No Result
View All Result
  • Warta
  • Keislaman
    • Tafsir al-Qur’an
    • Tasawuf
    • Fuqoha
    • Tarikh
  • Humor
  • Fikroh
  • Konsultasi
  • Kirim Artikel
  • Tentang al-Ummah
No Result
View All Result
al-Ummah
No Result
View All Result

Sedikit Tentang Sejarah Munculnya Sekte Wahabi

Bushiri by Bushiri
Februari 5, 2022
in Keislaman, Tarikh
0
0
SHARES
4
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Kata Wahabiyah dinisbatkan kepada Muhammad ibnu Abdul Wahhab Sulaiman an-Najdi yang lahir pada tahun 1115 H. (1703 M) dan wafat pada tahun 1206 H. (1792 M.). Ia wafat di usia yang sangat tua sekitar umur 91 tahun. Muhammad ibnu Abdul Wahhab Sulaiman an-Najdi bermazhab Hambali dan belajar ilmu agama dari ayahnya yang merupakan seorang ulama kharismatik bermazhab Hambali serta menjadi Qodhi (Hakim) di distrik Uyainah, Najd. Ia juga pernah mengaji kepada beberapa guru agama di Mekah dan Madinah, seperti Muhammad Hayat as-Sindi dan lain-lain.


Pengetahuan agamanya kurang memadai, karena ia belajar ilmu agama dari segelintir guru saja, termasuk ayahnya sendiri, dan waktu belajarnya pun sangat minim dan terputus-putus. Kenyataan ini diakui oleh beberapa ulama Wahabi, diantaranya Dr. Muhammad al-Mas’ari dalam kitabnya yang berjudul al-Kawasyif al-Jahliyyah fi Kufri ad-Daulah as-Su’udiyyah, dan kitab ulama-ulama Wahabi yang lain seperti ad-Durar as-Saniyyah. Kemudian Kakaknya pun yang bernama Sulaiman ibnu Abdul Wahab mengkritik fahamnya yang nyeleneh dengan begitu pedas, melalui dua kitabnya yaitu ash-Shawa’iq al-Ilahiyah fi ar-Radd ala al-Wahhabiyah dan kitab Fashlu al-Khatib fi ar-Radd ala Muhammad ibni Abdil Wahhab. Dua kitab itu dirasa penting beliau tulis, melihat adiknya yang sudah jauh menyimpang dari ajaran Islam dan akidah umat secara umum, terlebih dari faham Imam Ahmad ibnu Hambal sebagai mazhab Ahlussunah wal Jamaah keempat yang banyak dianut penduduk Najd, Saudi Arabia, pada masa itu.


Pada tahun 1143 H. Muhammad ibnu Abdul Wahhab mulai menampakkan dakwah ajaran barunya, di desanya sendiri yaitu Huraimila. Ia mengingkari apa yang dilakukan orang-orang Islam berupa bid’ah, syirik dalam ucapan dan perbuatan, serta pengkafiran-pengkafiran yang lain. Akan tetapi ayahnya bersama para Masyaikh dan guru-guru besar di sana berdiri tegak untuk menghalau kesesatan itu. Mereka membongkar kebatilan ajarannya, sehingga dakwahnya menjadi tidak laku.

Barulah ketika ayahnya wafat pada tahun 1153 H. Ia leluasa untuk menyebar kembali ajarannya di kalangan para awam yang lugu dan tak tahu banyak tentang agama, sehingga mereka dengan mudah mau mengikuti ajakannya dan mendukungnya.


Karena kehadiran ajaran Muhammad ibnu Abdul Wahhab di desanya yaitu Huraimila, masyarakat pun bangkit dan hampir-hampir membuat Muhammad ibnu Abdul Wahhab terbunuh. Kemudian, ia melarikan diri ke kota Uyainah. Di sana ia merapat kepada Amir (penguasa) kota tersebut dan menikahi gadis dari salah seorang kerabatnya. Dari sanalah ia memulai kembali dakwah pencetusan bid’ah terhadap kalangan masyarakat. Namun tidak lama kemudian, masyarakat Uyainah keberatan dengan ajarannya, sehingga mereka mengusirnya dari kota tersebut. Tak habis pikir Muhammad ibnu Abdul Wahhab pun pergi meninggalkan kota Uyainah menuju Dir’iyah di sebelah timur kota Najd.


Di kota Dir’iyah, ia mendapat dukungan penuh dari Amir (penguasa) kota tersebut yaitu Muhammad ibnu Sa’ud, sehingga masyarakat di sana pun menyambut ajarannya dengan hangat. Saat itu, Muhammad ibnu Abdul Wahhab bertingkah seperti seorang mujtahid agung. Ia tidak pernah menghiraukan pendapat para imam dan ulama terdahulu, maupun yang sezaman dengannya. Sementara itu, semua tahu bahwa ia sangat tidak layak untuk mensejajarkan dirinya di barisan para ulama mujtahidin.
Pada tahun 1744 sejak adanya upacara sumpah penetapan Ibnu Sa’ud sebagai Amir (penguasa) dan Muhammad ibnu Abdul Wahhab sebagai imam urusan agama. Sebagai tonggak awal perjuangan dakwahnya, akhirnya paham yang dipelopori oleh Muhammad ibnu Abdul Wahhab dinamai Wahabi yang diambil dari nama pendirinya. Sejak saat itulah paham ini terus meluas.

Penulis : Moh. Rosul, santri Pondok Pesantren Syaichona Moh. Cholil.

Editor : Doifur Rohman

Terkait

Tags: SejarahWahabi
Previous Post

Dampak Dosa dan Catatan Hitam dalam Hati Orang yang Melakukannya

Next Post

Talfiq Dalam Bermadzhab, Pengertian dan Status Hukumnya

Bushiri

Bushiri

Pemimpin redaksi al-ummah

PostinganTerkait

Wahabi Terlihat lebih Rajin Beribadah, Begini Penjelasan Kiai Mukhtar Syafaat
Warta

Wahabi Terlihat lebih Rajin Beribadah, Begini Penjelasan Kiai Mukhtar Syafaat

by Sunnatullah
Januari 1, 2022
0

Warga Indonesia sering dibuat heboh dengan adanya sebuah pernyataan “Wahabi lebih rajin dalam beribadah daripada Ahlusunah wal Jamaah an-Nahdliyah”. Pernyataan...

Next Post
Talfiq Dalam Bermadzhab, Pengertian dan Status Hukumnya

Talfiq Dalam Bermadzhab, Pengertian dan Status Hukumnya

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Follow Us

Hukum Berjalan dan Duduk Di Atas Kuburan Saat Ziarah

Hukum Berjalan dan Duduk Di Atas Kuburan Saat Ziarah

Juni 30, 2022
Berikut Penjelasan Hukum, Kriteria Hewan, dan Waktu Pelaksanaan Kurban

Berikut Penjelasan Hukum, Kriteria Hewan, dan Waktu Pelaksanaan Kurban

Juni 27, 2022
Kisah Sufi: Menjadi Wali Karena Doa Seorang Pengemis

Kisah Sufi: Menjadi Wali Karena Doa Seorang Pengemis

Juni 23, 2022
Humor: Wanita Tidak Pernah Salah

Humor: Wanita Tidak Pernah Salah

Juni 26, 2022
al-Ummah

al-Ummah hadir sebagai salah satu situs Islam yang mewarnai dan meneduhkan polemik umat dengan tagline "Mencurahkan dan Mencerahkan".

Kategori Pilihan

  • Dakwah
  • Fikroh
  • Fuqoha
  • Humor
  • Keislaman
  • Review
  • Risalah
  • Tafsir al-Qur'an
  • Tarikh
  • Tasawuf
  • Warta

Temukan Kami di:

  • Tentang
  • Pedoman Media Siber
  • Kirim Artikel
  • Redaksi

© 2022 al-Ummah - All Rights Reserved.

No Result
View All Result
  • Warta
  • Keislaman
    • Tafsir al-Qur’an
    • Tasawuf
    • Fuqoha
    • Tarikh
  • Humor
  • Fikroh
  • Konsultasi
  • Kirim Artikel
  • Tentang al-Ummah

© 2022 al-Ummah - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In