• Tentang
  • Pedoman Media Siber
  • Kirim Artikel
  • Redaksi
Selasa, Agustus 9, 2022
  • Login
al-Ummah
Advertisement
  • Warta
  • Keislaman
    • Tafsir al-Qur’an
    • Tasawuf
    • Fuqoha
    • Tarikh
  • Humor
  • Fikroh
  • Konsultasi
  • Kirim Artikel
  • Tentang al-Ummah
No Result
View All Result
  • Warta
  • Keislaman
    • Tafsir al-Qur’an
    • Tasawuf
    • Fuqoha
    • Tarikh
  • Humor
  • Fikroh
  • Konsultasi
  • Kirim Artikel
  • Tentang al-Ummah
No Result
View All Result
al-Ummah
No Result
View All Result

Reinkarnasi Iman dan Kufur di Bulan Sya’ban

Umair by Umair
Maret 19, 2021
in Fikroh
0
0
SHARES
5
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

“Bulan Rajab adalah bulan Allah, Bulan Sya’ban bulanku, dan bulan Ramadlon bulan umatku,” kira-kira begitu terjemah bebas dari Hadist riwayat Imam Al-Baihaqi dalam kitab Taisir yang mengcopy dari kitab Sya’bul Iman. Semuanya tentu ada alasan masing-masing, seperti bulan Sya’ban misalnya, kenapa dikatakan sebagai Bulan Rasulullah, karena pada bulan tersebut merupakan bulan diturunkannya ayat yang memerintahkan manusia untuk bersholawat pada Rasulullah sebagaimana yang disampaikan oleh Al-Habib Abu Bakar Al-Adni.

Bulan Sya’ban merupakan bulan bersejarah yang tidak bisa dilupakan ketika membahas tentang keimanan dan kekufuran para sahabat Nabi saat itu, kenapa demikian? Bulan sya’ban merupakan bulan dimana keimanan dan kekufuran sahabat terdahulu diuji oleh Allah SWT, dalam Al-Qur’an Allah berfirman :

{ قَدْ نَرَى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِي السَّمَآءِ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَاهَا فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّواْ وُجُوِهَكُمْ شَطْرَهُ وَإِنَّ الَّذِينَ أُوتُواْ الْكِتَابَ لَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِن رَّبِّهِمْ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ } [البقرة:144]

Artinya, “Kami melihat wajahmu (Muhammad) sering menengadah ke langit, maka akan kami palingkan engkau pada Qiblat yang engkau senangi. Maka hadapkanlah wajahmu pada arah Masjidil Haram. Dan dimana saja engkau berada, hadapkanlah wajahmu kea rah itu. Sesungguhnya orang-orang yang diberi kitab (Taurat dan Injil) tahu, bahwa (pemindahan Qiblat) adalah kebenaran dari Tuhan mereka. Dan Allah tidak lupa terhadap apa yang mereka kerjakan.”(QS. Al-Baqarah 114)

Ayat diatas menjadi penentu bahwa Qiblat Umat Islam yang awalnya menghadap Bait Maqdis berubah dan menghadap Ka’bah. Ulama mufassirin berbeda pendapat mengenai terjadinya perubahan tersebut, ada yang mengatakan terjadi pada bulan Rajab pada tahun kedua. Ada yang mengatakan sebelum terjadinya perang Badar dengan selisih dua bulan. Namun menurut Imam Hatim Al-Basthi ayat perubahan Qiblat diatas diturunkan pada pertengahan bulan Sya’ban, sebab Umat Islam melaksanakan Shalat dengan menghadap Baital Maqdis hanya 17 Bulan. (Syaikh Syamsuddin al-Qurthubi, Al-Jami’ li Ahkami al-Qur’an Vol 2 Hal 192)

Dengan adanya perpindahan Qiblat, banyak reaksi tidak senonoh yang disampaikan orang yahudi pada Nabi Muhammad banyak yang mengomentari, juga banyak orang musyrik yang menghina Nabi, bahkan tidak sedikit dari kalangan umat Islam yang mulai ragu dan tidak yakin dengan agamanya, lebih parahnya justru dengan adanya perubahan Qiblat ada yang mengatakan Bahwa Islam tidak konsisten, tentu argumentasi itu sangat keliru dan tidak bisa dibenarkan, karena bumi Bait Maqdis dan bumi Kakbah tidak bisa dikatakan mempunyai manfaat secara husus yang tidak bisa ditemukan dibumi yang lain. Hanya saja Allah menghendaki Kakbah sebagai Qiblat umat ketika beribadah, Allah mengehendaki kakbah sebagai Qiblat umat Islam tentu wajar-wajar saja (Jaiz), sebab penjuru di jagat raya ini semuanya milik Allah SWT, sehingga Allah bebas mengaturnya sebagiamana kehendaknya. (Syaikh Wahbah Zuhaili, Tafsir Munir Vol 2 Hal 09).

Semua komentar dan adanya keraguan akan Islam itu terjadi karena memang diantara tujuan berubahnya Qiblat adalah sebagaimana yang ditegaskan pada ayat sebelumnya ;

{وَمَا جَعَلْنَا الْقِبْلَةَ الَّتِي كُنْتَ عَلَيْهَا إِلاَّ لِنَعْلَمَ مَنْ يَتَّبِعُ الرَّسُولَ مِمَّنْ يَنْقَلِبُ عَلَى عَقِبَيْهِ وَإِنْ كَانَتْ لَكَبِيرَةً إِلَّا عَلَى الَّذِينَ هَدَى اللَّهُ} [البقرة : 143] الآية.

Artinya, “Kami tidak menjadikan Qiblat yang (dahulu) kamu (berqiblat) kepadanya melainkan agar kami mengetahui siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang berbalik ke belakang, sungguh (perpindahan qiblat) itu sangat berat, kecuali bagi orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah SWT.” (QS. Al-Baqarah : 143).

Ayat diatas dengan tegas dan jelas bahwa perubahan Qiblat yang awalnya menghadap Bait Maqdis (Masjid al-Aqsha) yang terletak di bumi Yarussalem Palestina menjadi menghadap Kakbah (Baitullah) yang ada di Makkah menjadi salah satu pekerjaan berat untuk menerima dengan lapang dada, disamping memang sudah menjadi Qiblat sejak di syariatkannya Shalat, juga merupakan tempat yang sangat bersejarah bagi kaum Quraish saat itu. Namun semuanya tentu tidak akan mengurangi dan tidak akan merasakan keraguan sedikitpun bagi mereka-mereka yang sudah Allah tunjukkan hidayah kepadanya, karena apa yang disampaikan oleh Rasulullah merupakan kebenaran dari Tuhan, dan kebaikan selalu berpihak pada orang-orang yang selalu mengikuti perintah Allah, dan kebenaran selalu mengikuti apa yang Allah tentukan.

Penulis : Sunnatullah, santri Al-Hikmah Darussalam Durjen Kokop Bangkalan
Editor : Ismail Zaen

Terkait

Tags: BulanRajabRamadlonSya'ban
Previous Post

Pro-Kontra Keutamaan Membaca Tasbih, Tahmid dan Takbir setelah Sholat

Next Post

Ngaji Pemikiran Muassis, IPNU Jawa Timur Hadirkan Dzurriyah Mbah Kholil & Mbah Hasyim

Umair

Umair

PostinganTerkait

Hukum Menggabung Puasa Qadha’ Dan Puasa Sunnah Rajab
Fuqoha

Hukum Menggabung Puasa Qadha’ Dan Puasa Sunnah Rajab

by Bushiri
Februari 18, 2022
0

Bulan Rajab merupakan salah satu bulan yang dimuliakan oleh Allah. Umat islam dianjurkan memperbanyak ibadah pada bulan ini. Diantara ibadah...

Hukum Berpuasa Pada Bulan Rajab
Fuqoha

Hukum Berpuasa Pada Bulan Rajab

by Bushiri
Februari 6, 2022
0

Hukum Berpuasa Pada Bulan Rajab

Amalan Sayyidina Ali Pada Malam Satu Rajab

Amalan Sayyidina Ali Pada Malam Satu Rajab

Februari 21, 2022
Sejarah Turunnya Ayat Anjuran Shalawat Di Bulan Sya’ban

Sejarah Turunnya Ayat Anjuran Shalawat Di Bulan Sya’ban

Februari 16, 2022
Next Post
Ngaji Pemikiran Muassis, IPNU Jawa Timur Hadirkan Dzurriyah Mbah Kholil & Mbah Hasyim

Ngaji Pemikiran Muassis, IPNU Jawa Timur Hadirkan Dzurriyah Mbah Kholil & Mbah Hasyim

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Follow Us

Hukum Berjalan dan Duduk Di Atas Kuburan Saat Ziarah

Hukum Berjalan dan Duduk Di Atas Kuburan Saat Ziarah

Juni 30, 2022
Berikut Penjelasan Hukum, Kriteria Hewan, dan Waktu Pelaksanaan Kurban

Berikut Penjelasan Hukum, Kriteria Hewan, dan Waktu Pelaksanaan Kurban

Juni 27, 2022
Kisah Sufi: Menjadi Wali Karena Doa Seorang Pengemis

Kisah Sufi: Menjadi Wali Karena Doa Seorang Pengemis

Juni 23, 2022
Humor: Wanita Tidak Pernah Salah

Humor: Wanita Tidak Pernah Salah

Juni 26, 2022
al-Ummah

al-Ummah hadir sebagai salah satu situs Islam yang mewarnai dan meneduhkan polemik umat dengan tagline "Mencurahkan dan Mencerahkan".

Kategori Pilihan

  • Dakwah
  • Fikroh
  • Fuqoha
  • Humor
  • Keislaman
  • Review
  • Risalah
  • Tafsir al-Qur'an
  • Tarikh
  • Tasawuf
  • Warta

Temukan Kami di:

  • Tentang
  • Pedoman Media Siber
  • Kirim Artikel
  • Redaksi

© 2022 al-Ummah - All Rights Reserved.

No Result
View All Result
  • Warta
  • Keislaman
    • Tafsir al-Qur’an
    • Tasawuf
    • Fuqoha
    • Tarikh
  • Humor
  • Fikroh
  • Konsultasi
  • Kirim Artikel
  • Tentang al-Ummah

© 2022 al-Ummah - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In