• Tentang
  • Pedoman Media Siber
  • Kirim Artikel
  • Redaksi
Rabu, Maret 22, 2023
  • Login
al-Ummah
Advertisement
  • Warta
  • Keislaman
    • Tafsir al-Qur’an
    • Tasawuf
    • Fuqoha
    • Tarikh
  • Humor
  • Fikroh
  • Konsultasi
  • Kirim Artikel
  • Tentang al-Ummah
No Result
View All Result
  • Warta
  • Keislaman
    • Tafsir al-Qur’an
    • Tasawuf
    • Fuqoha
    • Tarikh
  • Humor
  • Fikroh
  • Konsultasi
  • Kirim Artikel
  • Tentang al-Ummah
No Result
View All Result
al-Ummah
No Result
View All Result

Ngaji Hikam: Ahli Syariat dan Ahli Hakikat

Bushiri by Bushiri
Februari 16, 2022
in Keislaman, Tasawuf
0
Ngaji Hikam: Ahli Hakikat dan Ahli Syariat

Ilustrasi

0
SHARES
340
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Secara global hamba Allah terbagi menjadi dua kelompok. Yakni kelompok Ahli syariat dan Ahli hakikat. Sebagaimana Syekh Ibnu Athaillah menjelaskan dalam Al-Hikam.

قوم أقامه الحق لخدمته وقوم اختصهم بمحبته

Artinya, “Sekelompok hamba ditempatkan oleh Allah untuk berkhidmah kepada-Nya. Sekelompok lainnya ditempatkan untuk mencintai-Nya.”

Kelompok pertama adalah para hamba yang senantiasa berkhidmah untuk Allah. Maksud berkhidmah kepada Allah adalah berkhidmah untuk agama Allah, yaitu agama Islam. Kelompok pertama ini biasa disebut dengan ahli syariat. Mereka adalah orang-orang yang selalu berpedoman pada syariat secara zahir, menyebarkan agama Allah, mengajarkan ilmu agama, menghidupkan amar makruf nahi mungkar, menjaga kekompakan jama’ah, serta mengamalkan ajaran agama sesuai tuntutan syariat.

Adapun kelompok yang kedua adalah orang-orang yang terhanyut dalam pesona cinta kepada Allah. Hatinya kosong dari selain-Nya. Sehingga dia tidak terlalu menghiraukan apa yang terjadi di sekitarnya. Mereka tidak sempat untuk berdakwah, mengajar dan mengajak pada kebaikan. Bahkan mereka tidak akan sadar kalau di sekitarnya ada kemungkaran. Energi mahabbah di hatinya terlalu kuat untuk membuatnya sadar pada alam sekitar. Merekalah yang biasa disebut dengan ahli hakikat.

Syekh Ahmad Zarrud dalam kitab Syarh ul-Hikam, ketika menjelaskan hikmah di atas, menuturkan bahwa, orang-orang yang dipilih untuk berkhidmah kepada Allah terdiri atas tiga golongan; yaitu ahli ibadah, ahli zuhud, dan hamba yang taat kepada Allah. Ahli ibadah beramal dengan maksud terwujudnya harapan. Ahli zuhud lari dari makhluk secara fisik agar fokus satu tujuan dengan Allah lewat wirid pagi dan sore.

Sedangkan orang yang dipilih untuk mencintai-Nya terdiri atas tiga golongan pula; yaitu pecinta (muhibbin), ahli makrifat (‘arifin), dan mereka yang sampai di hadirat-Nya. Ahli makrifat adalah orang yang menyaksikan-Nya pada segalanya. Mereka adalah orang yang cukup dengan-Nya, tak membutuhkan segalanya, kecuali Dia. Mereka adalah orang-orang pilihan dan istimewa, sebagaimana orang-orang sebelum mereka yang mendapatkan petunjuk dan kembali pada Allah.

Hikamah ini menunjukkan bahwa setiap hamba memiliki posisi masing-masing yang telah ditetapkan dan ditentukan oleh Allah. Maka dari itu, selayaknya kita semua bisa saling memahami dan saling menghargai satu sama lain. Tak perlu saling berburuk sangka kepada sesama hamba Allah.

Imam Abu ‘Abbas ad-Darani berkata, “Sesungguhnya Allah memiliki seorang hamba yang tidak pantas berada pada maqam makrifat sehingga Allah menyibukkannya untuk selalu berkhidmah kepada-Nya. Dan, Allah juga memiliki seorang hamba yang tidak pantas untuk berkhidmah maka dia ditempatkan pada maqam mahabbah.”

Dalam hal ini, seorang hamba tidak bisa memilih sendiri posisi yang dia inginkan. Ketika seseorang ditakdirkan untuk menjadi ahli khidmah, dia tidak akan bisa perpindah menjadi ahli cinta. Begitupun sebaliknya, ahli cinta tidak bisa bertukar posisi menjadi ahli khidmah.

Syekh Said Ramadhan al-Buthi pernah bercerita, “Suatu ketika aku ikut ayahku sowan pada salah satu ulama. Ulama itu terkenal sebagai ulama yang ahli mahabbah (golongan kedua). Ketika sampai, beliau menerima kami dengan baik. Kami duduk sebagaimana duduknya murid di hadapan seorang mursyid. Beliau banyak memberikan petuah dan nasehat pada kami. Setelah hampir pulang, aku menyempatkan diri untuk memohon doa keberkahan pada beliau. Aku berkata: ‘Doakan saya semoga saya bisa mendapatkan apa yang engkau dapatkan (kedudukan mahabbah)’. Tapa diduga ternyata beliau menjawab: ‘Apa maksud ucapanmu barusan? Apakah kamu sudah tidak mau mengajar orang lain, sehingga mereka tidak bisa mengambil ilmu darimu?’”.

Begitulah kedudukan semua hamba, sudah ditentukan sesuai takdirnya. Maka ketika Syekh Said Ramadhan al-Buthi meminta didoakan agar mendapatkan kedudukan pecinta, padahal saat itu beliau sudah berada di kedudukan berkhidmah, sontak gurunya menasehati.

Terkait

Tags: HikamTasawuf
Previous Post

Potret Dakwah Rasulullah dan Prinsip Dakwah Islam Masa Kini

Next Post

Pameran Turots Syaikhona Kholil: Upaya Untuk Meneladani Jejak dan Kiprahnya

Bushiri

Bushiri

Pemimpin redaksi al-ummah

PostinganTerkait

Uqbah al-Azdi Mengeluarkan Jin dari Kemaluan Seseorang
Humor

Uqbah al-Azdi Mengeluarkan Jin dari Kemaluan Seseorang

by Bushiri
Februari 10, 2023
0

Suatu ketika, Uqbah al-Azdi didatangi keluarga yang sedang mengalami masalah. Di keluarga itu terdapat seorang gadis yang sering gila di...

Al-Qur'an Braille
Fuqoha

Apakah Al-Qur’an Braille Dapat Dikatagorikan Sebagai Mushaf?

by Bushiri
Januari 29, 2023
0

Al-Qur’an Braille merupakan satu varian Mushaf Standar Indonesia yang diperuntukkan bagi penyandang tunanetra. Al-Qur’an Braille membantu penyandang penyakit tunanetra untuk...

Mengenal Kitab Abwabul Faraj: Benteng Bacaan Orang Mukmin

Mengenal Kitab Abwabul Faraj: Benteng Bacaan Orang Mukmin

Januari 16, 2023
Hukum Transaksi Buket Uang, Begini Menurut Kajian Bahtsul Masail

Hukum Transaksi Buket Uang, Begini Menurut Kajian Bahtsul Masail

Februari 9, 2023
Risalah Ladunniyyah

Ngaji Risalah Laduniyah (2), Tips Meraih Ilmu Laduni dari Al-Ghazali

Januari 5, 2023
Istri Ngidam, Bagaimana Hukum Suami Menurutinya ?

Istri Ngidam, Bagaimana Hukum Suami Menurutinya ?

Januari 1, 2023
Next Post
Pameran Turots Syaikhona Kholil: Upaya Untuk Meneladani Jejak dan Kiprahnya

Pameran Turots Syaikhona Kholil: Upaya Untuk Meneladani Jejak dan Kiprahnya

Leave Comment

Follow Us

Humor Nashruddin: Hutang Yang Meresahkan

Maret 6, 2023
Uqbah al-Azdi Mengeluarkan Jin dari Kemaluan Seseorang

Uqbah al-Azdi Mengeluarkan Jin dari Kemaluan Seseorang

Februari 10, 2023
Al-Qur'an Braille

Apakah Al-Qur’an Braille Dapat Dikatagorikan Sebagai Mushaf?

Januari 29, 2023
Humor Nasruddin: Imam Sholat Membaca Surat Yasin

Humor Nasruddin: Imam Sholat Membaca Surat Yasin

Januari 20, 2023
al-Ummah

al-Ummah hadir sebagai salah satu situs Islam yang mewarnai dan meneduhkan polemik umat dengan tagline "Mencurahkan dan Mencerahkan".

Kategori Pilihan

  • Dakwah
  • Fikroh
  • Fuqoha
  • Humor
  • Keislaman
  • Konsultasi
  • Review
  • Risalah
  • Tafsir al-Qur'an
  • Tarikh
  • Tasawuf
  • Warta

Temukan Kami di:

  • Tentang
  • Pedoman Media Siber
  • Kirim Artikel
  • Redaksi

© 2022 al-Ummah - All Rights Reserved.

No Result
View All Result
  • Warta
  • Keislaman
    • Tafsir al-Qur’an
    • Tasawuf
    • Fuqoha
    • Tarikh
  • Humor
  • Fikroh
  • Konsultasi
  • Kirim Artikel
  • Tentang al-Ummah

© 2022 al-Ummah - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In