• Tentang
  • Pedoman Media Siber
  • Kirim Artikel
  • Redaksi
Rabu, Februari 8, 2023
  • Login
al-Ummah
Advertisement
  • Warta
  • Keislaman
    • Tafsir al-Qur’an
    • Tasawuf
    • Fuqoha
    • Tarikh
  • Humor
  • Fikroh
  • Konsultasi
  • Kirim Artikel
  • Tentang al-Ummah
No Result
View All Result
  • Warta
  • Keislaman
    • Tafsir al-Qur’an
    • Tasawuf
    • Fuqoha
    • Tarikh
  • Humor
  • Fikroh
  • Konsultasi
  • Kirim Artikel
  • Tentang al-Ummah
No Result
View All Result
al-Ummah
No Result
View All Result

Nalar Kemanusiaan di Tengah Ketegangan Sosial

Dhoiff Ahmad by Dhoiff Ahmad
Februari 14, 2021
in Fikroh
0
0
SHARES
17
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh : KH. Muhammad Makki Nasir*

Manusia itu, kata Al-Farabi, selalu diapit oleh dua kekuatan yang melekat pada dirinya, yaitu; di satu sisi manusia memiliki kekuatan nalar sebagai insan yang berfikir, dan di sisi lain juga memiliki kekuatan liar dan buas hewani.

Dua kekuatan ini senantiasa berkompetisi merebut kecenderungan diri manusia. Kalau yang pertama dominan, seseorang tampak dengan segala kelebihannya sebagai manusia berakal. Tapi di saat kekuatan kedua yang dominan, maka manusia tak ubahnya hewan yang bisa buas kapan saja, tanpa perhitungan, tanpa fikiran, tanpa kontrol dan lain sebagainya.

Salah satu ciri mendasar yang membedakan dua kekuatan itu adalah kemampuan untuk menentukan target dari setiap tindakan dan pilihan. Kalau orientasinya pragmatis, kepuasan sesaat, kata Al-Farabi menunjukkan dominasi kekuatan hewani. Sedangkan apabila kekuatan sebagai insan berakal yang dominan, niscaya setiap tindakannya akan berorientasi pada kemaslahatan-kemaslahatan di masa depan, visioner, untuk kenyamanan hari esok dan lain sebagainya.

Tentu ada hal sederhana yang bisa disimpulkan sebagai intisari konsep Al-Farabi di atas, yaitu; dalam banyak hal, kekuatan hewani harus ditekan sekuat-kuatnya agar dominasinya terbatas dan sepenuhnya by control oleh akal, sedangkan kekuatan insani (sebagai manusia yang berakal) hendaknya dirawat, dikembangkan dan di eksplorasi supaya bermanfaat sebagaimana mestinya. Dan asupan primer dalam merawat potensi akal insani tak lain adalah ilmu pengetahuan, termasuk dalam hal ini, dan yang sangat penting sekali, adalah pengetahuan agama.

Agama sebagai sumber pengetahuan akal manusia, telah menggariskan orientasi pergerakan manusia dalam konstelasi dinamika sosial; diantaranya adalah orientasi kedamaian, menghindari konflik dan kekacauan. Baik al-Qur’an maupun Hadits, sebagai sumber primer dalam Islam, tidak sedikit kandungannya menyerukan terwujud dan terpeliharanya kedamaian serta kondusifitas sosial. Misalnya dalam surah al-Baqarah 208, Allah berfirman:

یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ ٱدۡخُلُوا۟ فِی ٱلسِّلۡمِ كَاۤفَّةࣰ وَلَا تَتَّبِعُوا۟ خُطُوَ ٰ⁠تِ ٱلشَّیۡطَـٰنِۚ إِنَّهُۥ لَكُمۡ عَدُوࣱّ مُّبِینࣱ

(Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu sekalian ke dalam kedamaian secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu)

Term as-silmi dalam ayat di atas, sebagaimana tafsir yang dikemukakan al-Imam Fakhruddin ar-Razi, maknanya adalah damai, tanpa peperangan dan konflik, saling memelihara kerukunan sosial. Sedangkan makna menuruti langkah-langkah syaitan adalah berorientasi pada capaian materi dan berkonflik dengan sesama manusia.

Dalam ayat yang lain, Al-Qur’an menggambarkan kisah Nabi Ibrahim yang sangat menginginkan terwujudnya kesejahteraan dan kedamaian bagi negerinya:

وَإِذۡ قَالَ إِبۡرَ ٰ⁠هِـۧمُ رَبِّ ٱجۡعَلۡ هَـٰذَا بَلَدًا ءَامِنࣰا وَٱرۡزُقۡ أَهۡلَهُۥ مِنَ ٱلثَّمَرَ ٰ⁠تِ مَنۡ ءَامَنَ مِنۡهُم بِٱللَّهِ وَٱلۡیَوۡمِ ٱلۡـَٔاخِرِۚ قَالَ وَمَن كَفَرَ فَأُمَتِّعُهُۥ قَلِیلࣰا ثُمَّ أَضۡطَرُّهُۥۤ إِلَىٰ عَذَابِ ٱلنَّارِۖ وَبِئۡسَ ٱلۡمَصِیرُ

(Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berdoa, “Ya Tuhanku, jadikanlah (negeri Mekah) ini negeri yang aman dan berilah rezeki berupa buah-buahan kepada penduduknya, yaitu di antara mereka yang beriman kepada Allah dan hari kemudian,” Dia (Allah) berfirman, “Dan kepada orang yang kafir akan Aku beri kesenangan sementara, kemudian akan Aku paksa dia ke dalam azab neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali.”)

Kenapa Nabi Ibrahim terlebih dahulu memohon kedamaian sebelum lainnya? Jawabannya, menurut ar-Razi, karena kedamaian adalah anugerah terbesar dari Allah SWT, dimana kemaslahatan dunia maupun akhirat tidak mungkin tercapai tanpanya. Sebagai inti kemaslahatan, yang menentukan eksistensi kemaslahatan-kemaslahatan lainnya, tentu perhatian terhadap sisi kedamaian dan kondusifitas sosial merupakan orientasi pergerakan tak bisa dikesampingkan.

Doktrin-doktrin agama seperti di atas tak lain adalah asupan nutrisi bagi akal manusia agar pilihan dan tindakannya tidak sekadar memikirkan kepuasan pragmatis, emosi sesaat, dan menang-menangan egoisme, tapi betul-betul memikirkan kecerahan hidup dan masa depan yang maslahat untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat secara umum.

Dalam situasi-kondisi terjadi ketegangan sosial, seseorang atau kita semua benar-benar diuji; seberapa kuat menekan potensi-potensi liar hewani dalam diri; Apakah tindakan kita sudah mencerminkan kepribadian sebagai manusia, atau masih kalah dengan kekuatan hewani diri sehingga tak ada bedanya tindakan kita dengan sapi, kambing dan lain semacamnya (?)

*Ketua PCNU Kabupaten Bangkalan

Terkait

Tags: KemanusiaanKH. Makki NasirNU BangkalanPCNU BangkalanSosial
Previous Post

Santri Ponpes Syaichona Cholil Gelar Upacara HUT Kemerdekaan Menggunakan Masker dan Bersarung

Next Post

Lestarikan Peninggalan Masyayikh Terdahulu, PCNU Bangkalan Resmikan Al-Ummah.net

Dhoiff Ahmad

Dhoiff Ahmad

Pelajar Nahdlatul Ulama,

PostinganTerkait

Risalah Ladunniyyah
Fikroh

Ngaji Risalah Laduniyah (2), Tips Meraih Ilmu Laduni dari Al-Ghazali

by Bushiri
Januari 5, 2023
0

Pada tulisan sebelumnya, sudah diuraikan epistimologi Al-Ghazali tentang Ilmu. Pada tulisan kali ini sudah masuk ke dalam Ilmu Ladunni Perspektis...

Fikroh

Wanita Itu Lemah, Tapi Dapat Melemahkan

by Shofiyullah
Januari 1, 2023
0

Kendatipun sudah ada larangan dari Allah Swt. agar Nabi Adam As dan istrinya tidak memakan buah khuldi, akan tetapi beliau...

Risalah Ladunniyyah

Ngaji Risalah Laduniyah (1), Pembagian Ilmu Menurut Al-Ghazali

Januari 5, 2023
Habaib dari Tarim datang ke Durjan, Begini Penjelasan Kemuliaan para Habaib

Habaib dari Tarim datang ke Durjan, Begini Penjelasan Kemuliaan para Habaib

Desember 27, 2022
Laki-laki Memakai Skincare, Bagaimana Hukumnya?

Laki-laki Memakai Skincare, Bagaimana Hukumnya?

Desember 15, 2022
Syair Dan Maqamat Sebagai Sastra Arab

Syair Dan Maqamat Sebagai Sastra Arab

Desember 13, 2022
Next Post
Lestarikan Peninggalan Masyayikh Terdahulu, PCNU Bangkalan Resmikan Al-Ummah.net

Lestarikan Peninggalan Masyayikh Terdahulu, PCNU Bangkalan Resmikan Al-Ummah.net

Leave Comment

Follow Us

Al-Qur'an Braille

Apakah Al-Qur’an Braille Dapat Dikatagorikan Sebagai Mushaf?

Januari 29, 2023
Humor Nasruddin: Imam Sholat Membaca Surat Yasin

Humor Nasruddin: Imam Sholat Membaca Surat Yasin

Januari 20, 2023
Mengenal Kitab Abwabul Faraj: Benteng Bacaan Orang Mukmin

Mengenal Kitab Abwabul Faraj: Benteng Bacaan Orang Mukmin

Januari 16, 2023
Hukum Transaksi Buket Uang, Begini Menurut Kajian Bahtsul Masail

Hukum Transaksi Buket Uang, Begini Menurut Kajian Bahtsul Masail

Januari 13, 2023
al-Ummah

al-Ummah hadir sebagai salah satu situs Islam yang mewarnai dan meneduhkan polemik umat dengan tagline "Mencurahkan dan Mencerahkan".

Kategori Pilihan

  • Dakwah
  • Fikroh
  • Fuqoha
  • Humor
  • Keislaman
  • Review
  • Risalah
  • Tafsir al-Qur'an
  • Tarikh
  • Tasawuf
  • Warta

Temukan Kami di:

  • Tentang
  • Pedoman Media Siber
  • Kirim Artikel
  • Redaksi

© 2022 al-Ummah - All Rights Reserved.

No Result
View All Result
  • Warta
  • Keislaman
    • Tafsir al-Qur’an
    • Tasawuf
    • Fuqoha
    • Tarikh
  • Humor
  • Fikroh
  • Konsultasi
  • Kirim Artikel
  • Tentang al-Ummah

© 2022 al-Ummah - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In