Tiga hari lagi perhelatan Muktamar akan segera dilaksanakan. Segala persiapan sudah finish. Mulai dari tempat pembukaan, tempat sidang Komisi Komisi juga sudah siap untuk ditempati. Lalu bagaimana dengan kesiapan PCNU PCNU di Indonesia dalam menghadapi momen lima tahunan ini. Inilah penuturan kiai Makki Nashir atau yang akrab disapa Ra. Makki, selaku ketua PCNU Bangkalan kepada al-ummah.net
Muktamar tinggal menghitung hari, apa yang ada dalam benak jennengan?
Ya…Muktamar itu adalah proses organisasi yang tentu ada kode etik yang harus bahkan wajib dilaksanakan. Jadi Muktamar itu bukan Pilgub atau Pilpres. Oleh karena itu menyikapinya harus dengan bijaksana dan kembali kepada AD/ART organisasi.
Beberapa hari yang lalu sempat memanas Yai, kira kira gejala apa ini?
Wah…(tertawa, red) Ndak lah. Ndak ada gejala apapun, yang jelas di NU itu tidak ada rival, tidak ada persaingan. Yang ada hanya Khidmah kepada para Muassis yang telah susah payah dengan ikhlas mendirikan suatu Jam’iyah Nahdlatul Ulama. Oleh karena itu saya tegaskan, ini bukan gejala apapun, namun sebagai bentuk keinginan untuk berkhidmah di Jam’iyah Nahdlatul Ulama.
Maaf kiai, terkait dengan siapa yang akan dipilih, menurut jennengan siapa yang pantas untuk menahkodai PBNU lima tahun depan?
Sudah saya tegaskan, Muktanar itu nanti di Lampung. Bukan hari ini. Jika sekarang ada semacam aksi dukung mendukung, itu bukan tradisi Nahdlatu Ulama. Siapapun yang meng-inisiasi. Karena hal tersebut akan menjadikan ruh Jam’iyah Nahdlatul Ulama kehilangan jati dirinya. Mari Ber-Muktamar dengan bermartabat. Hindari saling fitnah. Sebab NU ini besar barokahnya, juga besar Bala’nya. Hati hati, jangan main main dengan NU!.
Konon, ada sekitar 23 PCNU di daerah Jawa, bahkan di luar Jawa yang menunggu sikap jennengan, Yai?
Tidak elok saya sampaikan disini. Karena Muktamarnya di Lampung. Mengenai klaim diluar yang menunggu arahan saya, itu hak mereka bicara seperti itu. Yang jelas saya akan ikut Syuriyah, lalu nanti akan disampaikan ketika sudah di Lampung.
Pesan jennegan, Kiai?
Ayo jaga Marwah NU, kita harus punya etika. Malu kepada Syaikhona Muhammad Cholil, Mbah Hasyim, Mbah Wahab, Kiai As’ad dan beberapa Masyayikh Nahdlatul Ulama yang lain.