Predikat sebagai seorang hamba memiliki arti bahwa ada hubungan yang mengikat dengat dzat yang disembah, karena sejatinya seorang hamba hanya menjalani skenario yang telah dinashkan oleh sang pencipta, Allah SWT.
Namun, dalam menjalin hubungan antara hamba dan pencipta yang merupakan dua dimensi yang berbeda memerlukan sebuah perantara, maka dalam hal ini Allah SWT mengajarkan pada hambanya agar tetap senantiasa terhubung, yaitu dengan perantara do’a dan dzikir kepadanya.
Seperti firman Allah SWT. dalam Al-Qur’an yang artinya: “Telah berkata tuhan kalian, berdoalah kepadaku, niscaya akan aku kabulkan untuk kalian.” (Q.S Ghafir: 60) kemudian ditegaskan oleh Rasulullah SAW dalam sebuah hadits, “ Doa itu adalah senjata bagi orang Mukmin, dan sebagai tiang agama, serta merupakan cahaya langit dan bumi”
Bersamaan dengan hal itu Allah SWT memberikan petunjuk tentang bagaimana hati seorang bisa terhubung dengannya, serta kiat-kiat agar doa seseorang hamba bisa cepat terkabul.
Nah, ada satu kitab fenomenal yang memuat berbagai macam doa dan wirid untuk mendekatkan diri pada Allah SWT serta cara dan hal yang berhubungan dengannya. Namanya adalah Kitab Abwabul Faraj yang ditulis oleh Dr. Sayid Muhammad Alawi Al-Maliki Al-Hasani yang merupakan Ulama Ahlu Sunah dan salah satu mufti Arab Saudi Abad 13 Hijriyah dan terkenal dengan kealiman, kewara’an serta segudang kitab karangan dalam berbagai macam fan keilmuan.
Kitab ini memuat banyak sekali doa dan wirid serta kaifiyah dan hal mengenai keabsahan sebuah doa yang datang langsung dari Rasulullah SAW, para sahabat dan salafus shalih, dengan gaya penyusunan tanpa memilah tiap bab pembahasan, kitab ini diawali denga pembahasan definisi doa itu sendiri sekaligus menyebutkan dalil-dalil Al-Qur’an dan Hadits tentang perintah dan anjuran berdoa. Yang diikuti pembahasan tentang adab-adab dalam berdoa yang selayaknya dilakukan oleh seorang hamba yang berharap doanya akan dikabulkan oleh Allah SWT.
Memasuki pembahasan tentang doa, penulis memulainya dengan doa-doa untuk ketenangan dan kelapangan hati kemudian doa-doa khusus dari Rasulullah SAW Ketika dalam kesulitan dilengkapi dengan pemaparan beberapa hadits Rasulullah SAW.
Poin berikutnya adalah doa-doa para sahabat, tabiin dan salafus shalih untuk berbagai macam kebutuhan duniawi dan ukhrawi, seperti contoh doa mempermudah rizqi dari imam Abil Hasan As-Syadzili dan lain sebagainya.
Penulis juga mencantumkan tentang rukiah menggunakan ayat-ayat dan huruf-huruf yang dikumpulkan dari Al-Qur’an serta metode rukiah ala Rasulullah SAW untuk berbagai macam maksud dan tujuan.
Kemudian berikutnya adalah tentang keutamaan dan faedah bacaan-bacaan tertentu, seperti keutamaan membaca Al-Qur’an, faedah Basmalah, surah Fatihah dan lain semacamnya lengkap denga tata cara dan waktu-waktu tertentu untuk membacanya serta berbagai macam bacaan istighfar untuk sebuah pengampunan dosa.
Mendekati akhir tulisan kitab ini, penulis memaparkan tentang tata cara dan bacaan-bacaan dalam beberpa shalat sunah, seperti shalat tahajud, dhuha dan lain semacamnya, setelah kemudian menyebutkan tentang tawasul serta hal-hal yang berkaitan dengan ziarah kubur, penulis mengakhiri kitabnya dengan sighat-sighat shalawat kepada Rasulullah SAW yang berbeda-beda.
Kontributor: Mudzakkir
Editor : Moh. Sohibul Liwak