• About
  • Privacy & Policy
  • Contact
  • Redaksi
Kamis, Mei 19, 2022
  • Login
al-Ummah
Advertisement
  • Warta
  • Keislaman
    • Tafsir al-Qur’an
    • Tasawuf
    • Fuqoha
    • Tarikh
  • Humor
  • Fikroh
  • Konsultasi
No Result
View All Result
  • Warta
  • Keislaman
    • Tafsir al-Qur’an
    • Tasawuf
    • Fuqoha
    • Tarikh
  • Humor
  • Fikroh
  • Konsultasi
No Result
View All Result
al-Ummah
No Result
View All Result

Mengenal Fatimah al-Naisaburiyyah: Sufi Perempuan, Guru Dzun Nun al-Mishri

Bushiri by Bushiri
Februari 24, 2022
in Tasawuf
0
Mengenal Fatimah al-Naisaburiyyah: Sufi Perempuan, Guru Dzun Nun al-Mishri

Mengenal Fatimah al-Naisaburiyyah: Sufi Perempuan, Guru Dzun Nun al-Mishri

0
SHARES
18
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Fatimah al-Naisaburiyyah merupakan tokoh sufi perempuan  dari Khurasan. Ia terkenal sebagai tokoh perempuan yang zuhud dan wara’. Setiap harinya, ia hanya memakai kain kasar yang tak layak. Ia juga dianggap sebagai sosok ulama perempuan yang telah mencapai tingkat ma’rifat.

Banyak ulama pada masa itu memuji Fatimah al-Naisaburiyyah, termasuk Abu Yazid al-Bustami. Ia mengatakan:

ما رأيت في عمري إلا رجلا وامرأة فالمرأة كانت فاطمة النيسابورية ما أخبرتها عن مقام من المقامات إلا وكان الخبر لها عيانا

Artinya, “Aku tidak melihat (atau mengagumi seorang pun) di (sepanjang) umurku kecuali (untuk) seorang laki-laki dan wanita. Wanita (itu) adalah Fatimah al-Naisaburiyyah. Tidak ada maqam dari banyaknya maqam yang telah kusampaikan kepadanya melainkan ia telah mengalaminya (sendiri)” (Imam Abdurrahman al-Sulami, Thabaqât al-Shûyyah wa yalîhi Dzikr al-Niswah al-Muta’abbidât al-Shûyyât, 2003, h. 400).

Pujian terhadap Fatimah al-Naisaburiyyah  juga muncul dari seorang tokoh sufi besar, Imam Abdurrahman al-Sulami. Ia mengatakan:

لم يكن في زمانها في النساء مثلها

“Tidak ada di eranya perempuan yang sepertinya” (Imam Abdurrahman al-Sulami, Thabaqât al-Shûyyah wa yalîhi Dzikr alNiswah al-Muta’abbidât al-Shûyyât, Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 2003, h. 400).

Selain itu, Fatimah al-Naisaburiyyah juga memiliki kisah yang unik dengan seorang tokoh sufi terkenal dalam sejarah tasawuf, yaitu Imam Dzun Nun al-Mishri. Dalam suatu riwayat diceritakan:

أنها بعثت مرة إلى ذي النون برفق فرده وقال في قبول أرفاق لنسوان مذلة ونقصان  فقالت فاطمة ليس في الدنيا صوفي أخس ممن يرى السبب

Artinya, “Diceritakan bahwa Fatimah sekali waktu mengirimkan sebuah hadiah (atau pemberian) kepada Dzun Nun al-Mishri, kemudian ia mengembalikannya sembari berkata: “Menerima pemberian (atau hadiah dari) wanita merupakan bentuk kehinaan dan kekurangan (kelemahan).” Kemudian Fatimah berkata: “Tidak ada di dunia ini seorang sufi yang lebih rendah dari orang yang (hanya) melihat sebab (alasan)” (Imam Abdurrahman al-Sulami, Thabaqât al-Shûyyah wa yalîhi Dzikr al-Niswah al-Muta’abbidât al-Shûyyât, 2003, h. 400-401).

Fatimah mengeritik Dzun Nun al-Mishri yang seakan akan meragukan motif pemberiannya sebagai seorang wanita, sehingga ia mengatakan, “tidak ada di dunia ini seorang sufi yang lebih rendah dari orang yang melihat alasan di balik pemberian tersebut.” Padahal,  Dzun Nun al-Mishri tidak benar-benar tahu alasannya memberikan sesuatu kepada Dzun Nun . Ia hanya tahu bahwa pemberian itu berasal dari seorang wanita.

Dari situlah, Dzun Nun al-Mishri mengakui Fatimah sebagai wali Allah dan menganggapnya sebagai guru. Suatu ketika, seorang ulama sepuh bertemu dengan Dzun Nun al-Mishri. Ia bertanya pada Dzun Nun:

“Siapa orang paling mulia yang pernah kau temui?”

Dzun Nun menjawab: “Aku tidak bertemu seorang pun yang lebih mulia dari wanita yang kutemui di Makkah, ia bernama Fatimah al-Naisaburiyyah. Ia berbicara (dengan sangat) mengagumkan tentang pemahaman (atau isi kandungan) al-Qur’an.”

“Siapa sebenarnya dia itu?” Lanjut ulama sepuh itu bertanya kepada Dzun Nun

“Ia adalah seorang wali perempuan dari (sekian) wali-wali Allah ‘Azza wa Jalla, dan ia adalah guruku” Jawab Dzun Nun.

Fatimah al-Naisaburiyah merupakan wanita yang gemar berpergian. Ia berasal dari Khurasan, bermukim cukup lama di Makkah, terkadang mengunjungi Baitul Maqdis di Yerussalem, kemudian kembali ke Mekah lagi sampai wafat di sana pada tahun 223 Hijriah.

Terkait

Tags: SufiTasawuf
Previous Post

Raudhatul Muhibbin: Membaca Kitab Cinta

Next Post

Sebelum Dilantik, Begini Harapan Ketua PR Ansor Durjan

Bushiri

Bushiri

Pemimpin redaksi al-ummah

PostinganTerkait

Adakah Sombong Yang Terpuji Dalam Kajian Tasawuf ?
Tasawuf

Adakah Sombong Yang Terpuji Dalam Kajian Tasawuf ?

by Bushiri
Februari 21, 2022
0

Adakah Sombong Yang Terpuji Dalam Kajian Tasawuf ?

Berikut Lima Macam Tafakur Menurut Para Ulama
Risalah

Berikut Lima Macam Tafakur Menurut Para Ulama

by Bushiri
Februari 2, 2022
0

Kita sering menemukan keutamaan tafakur dalam Al-Qur'an maupun hadits. Diantaranya adalah dalam surat Ali Imran ayat 191 dijelaskan keutamaan orang...

Kisah Al-Qa’nabi, Dari Peminum Miras Hingga Jadi Ahli Hadits Berkelas

Ketika Asy-Syibli dituduh Pelit

Februari 16, 2022
Keikhlasan dalam Menulis Kitab Menentukan Keberkahan di Dalamnya

Keikhlasan dalam Menulis Kitab Menentukan Keberkahan di Dalamnya

Februari 16, 2022
2 Syarat Predikat Syahid Bagi Orang Yang Mati Karena Menahan Cinta

2 Syarat Mendapatkan Predikat Mati Syahid Karena Menahan Cinta

Januari 5, 2022
Kisah Tirakat Ibrahim bin Adham Makan Tanah

Kisah Tirakat Ibrahim bin Adham Makan Tanah

Februari 16, 2022
Next Post
Sebelum Dilantik, Begini Harapan Ketua PR Ansor Durjan

Sebelum Dilantik, Begini Harapan Ketua PR Ansor Durjan

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Follow Us

Bolehkah Qadha Puasa Ramadhan Sekaligus Niat Puasa Syawal

Bolehkah Qadha Puasa Ramadhan Sekaligus Niat Puasa Syawal

Mei 5, 2022
Haul Syakhona Kholil di Tarim-Yaman

Haul Syakhona Kholil di Tarim-Yaman

Mei 3, 2022
Hukum Menggabung Puasa Qadha’ Dan Puasa Sunnah Rajab

Berikut Empat Keutamaan Puasa Enam Hari di Bulan Syawal

Mei 4, 2022
Hukum Mengucapkan ‘Selamat Hari Raya Idul Fitri’

Hukum Mengucapkan ‘Selamat Hari Raya Idul Fitri’

Mei 1, 2022
al-Ummah

al-Ummah hadir sebagai salah satu situs Islam yang mewarnai dan meneduhkan polemik umat dengan tagline "Mencurahkan dan Mencerahkan".

Kategori Pilihan

  • Dakwah
  • Fikroh
  • Fuqoha
  • Humor
  • Keislaman
  • Review
  • Risalah
  • Tafsir al-Qur'an
  • Tarikh
  • Tasawuf
  • Warta

Temukan Kami di:

  • About
  • Privacy & Policy
  • Contact
  • Redaksi

© 2022 al-Ummah - All Rights Reserved.

No Result
View All Result
  • Warta
  • Keislaman
    • Tafsir al-Qur’an
    • Tasawuf
    • Fuqoha
    • Tarikh
  • Humor
  • Fikroh
  • Konsultasi

© 2022 al-Ummah - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In