Sebagaimana biasanya, dibulan Sya’ban banyak kegiatan yang dilaksanakan oleh lembaga pendidikan Diniyah di desa-desa yang merupakan basis kekuatan Nahdlatul Ulama secara kultural. Momentum tersebut harus dijadikan sebagai refleksi akan keberlangsungan sistem belajar mengajar selama satu tahun di lembaga bersangkutan.
Oleh karena itu, MWCNU Tanah Merah sangat lihai melihat peluang untuk menjadikan materi Aswaja sebagai kurikulum resmi setiap lembaga madrasah yang berafiliasi kepada RMI atau lembag lain yang ada dinaungan LP. Ma’arif. Dalam pengamatan reporter al-ummah.net, pengurus MWCN selalu hadir di acara-acara ikhtibar madrasah-madrasah yang ada di kecamatan Tanah Merah.
“Kami mengundang pengurus MWCNU Tanah Merah, Rois Syuriyah dan Ketua Tanfidziah, semoga beliau datang guna untuk mensosialisasikan ke-Aswajaan”. Tutur Ust Haris Abdullah selaku kepala Madrasah Nurul Yaqin Dumajah.
Ketua Tanfidziyah MWCNU Tanah Merah, K. Yahya Qusyairi dalam sambutannya selalu mendorong kepala madrasah dan jajaranya untuk selalu terus mengawal paham Aswaja, dengan cara memasukan pelajaran Aswaja sebagai kurikulum resmi. “Kami hanya minta, agar pondasi Aswaja harus terus dikuatkan, tentu dengan cara mendidik para murid dengan pelajaran Aswaja. Yang paling urgen sekiranya Aswaja menjadi kurikulum. Bagaimana, Setuju?” Ajak K. Yahya disambut teriakan setuju oleh para jamaah.
Sementara itu, salah satu kepala madrasah di daerah Mrecah mengungkapkan, bahwa di lembaganya masih eksis sampai saat ini. “Alhamdulillah, di lembaga kami (Mrecah ) masih eksis dengan kurikulum Aswaja mulai zamannya Kiai Cholil.AG” Tutur Kiai Turmudzi lewat pesan WhtasAp.
Reporter: Ismail
Editir: Anas