Dalam kitab Hilyat al-Auliya’ karya Abu Nu’aim, Said bin Harb bercerita, “Suatu ketika, Ibrahim bin Adam tiba di Makkah dan bertamu kepada Ali Abdul Aziz bin Abi Rawad. Syekh Ibrahim membawa kantong yang terbuat dari kulit biawak. Kantong itu ia gantungkan di sebuah gantungkan. Lalu ia pergi untuk tawaf.”
Pada saat bersamaan, Sufyan ats-Tsauri juga bertamu ke rumah Abdul Aziz. Syekh Sufyan melihat kantong milik Ibrahim bin Adam dengan pandangan heran. Ia bertanya kepada Abdul Aziz,
“kantong ini milik siapa?” Tanya Syekh Sufyan
“Kantong ini milik salah satu sahabatmu. Ibrahim bin Adam.”
Syekh Sufyan mendekati kantong itu lalu memegangnya. Ia penasaran dengan isinya. Ia terus melihat kantong itu dengan seksama lalu berkata, “Agaknya dalam kantong ini ada buah buahan yang dibawa Ibrahim dari syiria.” Pikirnya.
Syekh Sufyan bertambah penasaran dengan isi kantong itu. Ia pun menurunkan kantong itu dan membukanya. Ketika dibuka, ia kaget dan heran. Bagaimana tidak? Kantong yang dikiranya berisi buah-buahan itu ternyata berisi tanah. Ya tanah. Entah untuk apa tanah itu. Maka Syekh Sufyan pun buru-buru menutup kantong lalu menggantungnya lagi di tempat semula. Singkat cerita, Ibrahim bin Adam akhirnya selesai melakukan tawaf dan kembali ke penginapan. Abdul Aziz pun menceritakan apa yang sudah diperbuat oleh Sufyan.
“Tadi temanmu, Sufyan ke sini. Dia penasaran pada isi kantongmu. Dia mengintip apa isi di dalamnya. Dia melihat isinya hanya tanah. Apa benar demikian ?”
Ibrahim bin Adam menjawab, “Yaa begitulah adanya.”
“Untuk apa tanah itu?” Abdul Aziz ikut penasaran.
“Itu adalah makananku sejak sebulan lalu.” Jawab Ibrahim.
Abdul Aziz pun diam tak bertanya lagi.
Di dalam riwayat yang lain, Abu Mu’awiyah al-Aswadi bercerita, “Aku pernah melihat Ibrahim bin Adam memakan tanah selama 20 Hari. Setelah itu, Ibrahim berkata kepadaku, “Wahai Mu’awiyah, seandainya aku tidak takut jiwaku diketahui orang-orang, tentu aku hanya akan makan tanah sampai tutup usia ketika aku menemui Allah. Sehingga rezeki halal bagiku benar-benar bersih. Dari mana pun asalnya.”
Ibrahim bin Adam makan tanah berat ia tidak mampu mencari makanan lain yang lebih lezat. Ia tokoh yang ternama di zamannya. Ia bisa mendapatkan makanan yang lebih lezat. Tapi mengapa Ibrahim memilih makan tanah ?.
Dalam kitab Hilyat al-Auliya’ disebutkan, Ibrahim bin Adam makan tanah seperti itu semata-mata agar apa yang dimakannya benar-benar halal. Sebab dalam ajang Islam, setiap makanan yang mengandung unsur haram kelak bisa menyelamatkan apa di neraka. Apa itu akan membakar orang yang makan barang haram.