Pada hari kamis 27 Ramadan 1443 H untuk pertama kalinya para alumni dan santri-santri Bangkalan mengadakan haul Syaichona Muhammad Kholil di Tarim Yaman. Haul ini juga diikuti oleh perwakilan dari IASS cabang istimewa Yaman, perwakilan PCINU Yaman, dan ketua santri Darul Mustofa.
Acara ini dimulai dengan pembacaan manaqib Syaichona. Setelah itu ada pembacaan adzkar (wirdul latif) menjelang magrib dan dilanjutkan dengan buka bersama. Adapun pembacaan tahlil dilaksanakan setelah sholat magrib dan dipimpin langsung oleh Mas Muhammad Baidowi sekaligus memimpin doa.
“Sebenarnya kita sudah lama merencanakan sejak lima tahun yang lalu untuk melaksanakan haul Syaikhona ini. Akan tetapi bisa terlaksana yang ke satu abadnya ini. Semoga terus istiqomah melaksanakan haul ini setiap tahunnya dan kita semua bisa menjadikan sohibul haul sebagai suri tauladan di dalam menuntut ilmu.” Ungkap Lora Muhammd Syamsul Arifin dalam sambutannya mewakili Majlis keluarga dan panitia haul.
Mas Azro Abd Halim selaku perwakilan dari tamu undangan menyampaikan, “Setelah dilihat dari gelar yang disandang oleh Syaichona Muhammad Kholil ini yang berupa Al-Faqih, An-nahwy, al-mutashaweif sudah layak beliau dikatakan seorang mujaddid di masanya dan mujaddid itu seratus tahun pasti ada dan haulnya yang ke seratus tahun ini tugas kita untuk bisa menggantikannya. Siapa lagi kalau bukan santri yang mau menggantikannya.”
Mubaligh dalam acara ini adalah Habib Nizar Bin Syahab. “Ilmu itu ada yang seperti emas, perak dan batu, dan ilmu yang seperti halnya emas ini merupakan ilmu yang waktu mencarinya dibarengkan dengan adab.
من اتبع شيخه في نهايته فقد تزندق
“Barang siapa yang mengikuti gurunya di akhir pencapaiaannya maka dia telah kafir zindiq.”
Maka yang benar ikutilah gurunya di awal perjuangannya, sebagaimana yang dihauli ini yang disebutkan di dalam manaqibnya ketika sebelum masuk pesantrennya melepas sandalnya karena beradab kepada gurunya. Hal ini sangat pas untuk kita ikuti dan dijadikan suri tauladan di dalam menuntut ilmu dimanapun kita berada. Lebih khusus kita yang berada di Tarim yang sangat diterutamakan yang namanya adab.”
Terakhir acara ini ditutup dengan pembacaan doa yang dibacakan oleh Habib Husaen Al Hamid.