• About
  • Privacy & Policy
  • Contact
  • Redaksi
Kamis, Mei 19, 2022
  • Login
al-Ummah
Advertisement
  • Warta
  • Keislaman
    • Tafsir al-Qur’an
    • Tasawuf
    • Fuqoha
    • Tarikh
  • Humor
  • Fikroh
  • Konsultasi
No Result
View All Result
  • Warta
  • Keislaman
    • Tafsir al-Qur’an
    • Tasawuf
    • Fuqoha
    • Tarikh
  • Humor
  • Fikroh
  • Konsultasi
No Result
View All Result
al-Ummah
No Result
View All Result

Enam Hikmah Disyari’atkannya Ibadah Puasa

Moh. Rosul by Moh. Rosul
April 5, 2022
in Keislaman, Tasawuf
0
0
SHARES
31
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Bulan Ramadhan sudah di depan mata. Sesaat lagi ia akan menghampiri kita. Tinggal bagaimana kita bersiap memaksimalkan kinerja ibadah dan pastinya menunaikan salah satu rukun Islam yaitu berpuasa.

Puasa merupakan suatu kewajiban yang menjadi pondasi Islam. Ibadah puasa memiliki hikmah yang agung. Di antaranya, yang termaktub dalam kitab Hikmatut Tasyri’ wa Falsafatuhu yang ditulis oleh al-Allamah al-Faqih Syaikh Ali bin Ahmad al-Jurjawi al-Atsari al-Hambali (W. 1380 H/1961 M) sebagai berikut:

  1. Bersyukur kepada Allah Ta’ala

Ibadah puasa merupakan bentuk syukur kepada Allah. Sebab ibadah secara mutlaq ialah bersyukurnya hamba kepada tuhannya atas kenikmatan yang tidak terhitung.

  1. Menjaga Amanah, Tidak Menyianyiakan dan Melalaikannya

Perintah menahan makan, minum, dan apapun yang serupa dengan keduanya, berlaku di siang hari merupakan amanah dari Allah Ta’ala yang menjadi tanggung jawab kita. Amanah yang menuntut kepayahan dan kesulitan yang memang menentang hasrat manusiawi dan melemahkan anggota tubuh. Oleh karenanya, ketika seorang manusia tidak beranjak dari kesendirian dalam kondisi lapar dan haus maka akan berupaya mengisi energi tubuhnya. Keadaan ini membuka kesempatan agar makan dan minum tanpa pengawasan hingga berdampak menghianati amanah dan berhak menerima adzab.

Jadi, seharusnya dengan memaksakan diri menahan keperihan, harus berusaha tetap menjaga amanah tersebut, dari pada menerima siksa pedih di akhirat kelak.

  1. Menjernihkan Hati dan Membersihkan Jiwa dari Sifat Hewani

Hewan tidak memiliki tujuan kecuali makan, minum dan sesuatu untuk keberlangsungan hidup seperti panganan, air, bersetubuh, dan lainnya. Lalu ketika manusia menahan diri dari hal tersebut maka akan jernih hatinya dan bersih jiwanya dari sifat hewani, lantas naik ketingkatan derajat para malaikat. Sebab hikmah ini pula, manusia akan mengerjakan ibadah lainnya dengan ikhlasnya hati dan jiwa dari noda keraguan.

Bahkan para ahli hikmah, filsuf, orang zuhud, ahli ibadah ketika terkungkung kemalasan dan kejenuhan saat hendak menulis ilmu atau beribadah, mereka menjaga perutnya memperbanyak makanan. Sehingga mereka mampu melakukan apa yang dikehendaki.

  1. Terhindar dari Penyakit Berbahaya

Para medis menjabarkan bahwasannya seseorang tidak boleh rakus makan apapun serta melebih-lebihkan makan, sebab dari perut akan menimbulkan penyakit berbahaya. Sebagaimana tertera dalam nash hadist:

المعدة بيت الداء والحمية رأس الدواد

“Perut adalah rumahnya penyakit dan diet merupakan rajanya obat.”

Mereka mengungkapkan: “Barang siapa yang banyak makan, akan banyak minum. Barang siapa yang seperti itu, akan banyak tidur. Barang siapa yang banyak tidur, akan menyianyiakan usia.”

Kita telah melihat para dokter saat mengobati pasien, ialah mengkosongkan bagian dalam perutnya kemudian yang dimasukkan ke dalam perutnya makanan halus seperti susu. Oleh karenanya, puasa dari segi menahan makan dan minum menyehatkan tubuh.

  1. Melemahkan Syahwat

Manusia dan hewan memiliki syahwat berhubungan intim yang sulit dicegah —salah satu solusi ialah dengan menikah. Namun ketika seseorang fakir dan belum mampu untuk menikah, khawatir terjerumus perzinahan maka baginya berpuasa hingga lemah syahwatnya.

Oleh karenanya kanjeng Nabi Muhammad SAW bersabda:

يا معشر الشباب من استطاع منكم الباءة فليتزوج ومن لم يستطع فعليه بالصوم فانه له وجاء

Artinya, “Wahai para pemuda, barang siapa di antara kalian mampu menikah (secara finansial) maka menikahlah, dan yang tidak mampu maka berpuasalah sebab puasa adalah benteng (penawar syahwat).”

  1. Bersimpati Kepada Orang Fakir dan Miskin

Manusia ketika berpuasa merasakan kepedihan lapar, maka akan terpancar rasa simpati kepada orang fakir dan miskin yang sulit menemukan sesuap makanan untuk menyambung hidupnya.

Demikianlah hikmah disyariatkannya ibadaj puasa yang terangkum dalam kitab Hikmatut Tasyri’ wa Falsafatuhu. Begitu besar hikmah dari ibadah puasa yang telah Allah Ta’ala perintahkan. PR kita selanjutnya bagaimana memaksimalkan diri berpuasa pada bulan Ramadhan nanti sesuai tuntunan syariat.

Terkait

Tags: HikmahPuasaRamadhan
Previous Post

Mengenal Kitab Is’afu Ahlil Iman: Pedoman Puasa dari Gurunya Para Ulama

Next Post

Khawatir Lupa Niat Puasa Ramadhan, Begini Solusinya

Moh. Rosul

Moh. Rosul

Santri yang hobinya berliterasi dan berimajinasi sambil diltemani secangkir kopi

PostinganTerkait

Hukum Menggabung Puasa Qadha’ Dan Puasa Sunnah Rajab
Keislaman

Berikut Empat Keutamaan Puasa Enam Hari di Bulan Syawal

by Bushiri
Mei 4, 2022
0

Setalah menunaikan ibadah puasa Ramadhan, ummat islam dianjurkan untuk melanjutkan berpuasa sunnah di bulan Syawal. Hal ini sebagaimana tercermin dalam...

Kisah Dibalik Malam Lailatul Qadar
Keislaman

Kisah Dibalik Malam Lailatul Qadar

by Abdur Rohman Wahid
April 24, 2022
0

Lailatul Qadar merupakan malam istimewa yang dimuliakan oleh Allah ﷻ dengan menurunkan al-Qur’an di malam tersebut. Keistimewaan ini murni anugerah...

Sakit di Bulan Puasa

Sakit di Bulan Puasa

April 23, 2022
Alasan Mengapa Dianjurkan Berbuka Puasa dengan Kurma

Alasan Mengapa Dianjurkan Berbuka Puasa dengan Kurma

April 12, 2022
Khawatir Lupa Niat Puasa Ramadhan, Begini Solusinya

Khawatir Lupa Niat Puasa Ramadhan, Begini Solusinya

April 8, 2022
Mengenal Kitab Is’afu Ahlil Iman: Pedoman Puasa dari Gurunya Para Ulama

Mengenal Kitab Is’afu Ahlil Iman: Pedoman Puasa dari Gurunya Para Ulama

April 5, 2022
Next Post
Khawatir Lupa Niat Puasa Ramadhan, Begini Solusinya

Khawatir Lupa Niat Puasa Ramadhan, Begini Solusinya

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Follow Us

Bolehkah Qadha Puasa Ramadhan Sekaligus Niat Puasa Syawal

Bolehkah Qadha Puasa Ramadhan Sekaligus Niat Puasa Syawal

Mei 5, 2022
Haul Syakhona Kholil di Tarim-Yaman

Haul Syakhona Kholil di Tarim-Yaman

Mei 3, 2022
Hukum Menggabung Puasa Qadha’ Dan Puasa Sunnah Rajab

Berikut Empat Keutamaan Puasa Enam Hari di Bulan Syawal

Mei 4, 2022
Hukum Mengucapkan ‘Selamat Hari Raya Idul Fitri’

Hukum Mengucapkan ‘Selamat Hari Raya Idul Fitri’

Mei 1, 2022
al-Ummah

al-Ummah hadir sebagai salah satu situs Islam yang mewarnai dan meneduhkan polemik umat dengan tagline "Mencurahkan dan Mencerahkan".

Kategori Pilihan

  • Dakwah
  • Fikroh
  • Fuqoha
  • Humor
  • Keislaman
  • Review
  • Risalah
  • Tafsir al-Qur'an
  • Tarikh
  • Tasawuf
  • Warta

Temukan Kami di:

  • About
  • Privacy & Policy
  • Contact
  • Redaksi

© 2022 al-Ummah - All Rights Reserved.

No Result
View All Result
  • Warta
  • Keislaman
    • Tafsir al-Qur’an
    • Tasawuf
    • Fuqoha
    • Tarikh
  • Humor
  • Fikroh
  • Konsultasi

© 2022 al-Ummah - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In