Untuk siapa pun yang belum bisa dan masih berusaha untuk mengikuti atau meneladani orang-orang saleh, maka ajeklah mencintai dan jangan berhenti usaha mengikuti..!
Tidak ada yang sia-sia dalam mencintai orang-orang saleh. Sebagaimana pernah ditulis oleh Mbah Maimun Zubair, Sarang, disalah satu kitabnya. Beliau mengutip di kitab Tuhfatu al-Ahwadziy:
قال في تحفةالأحوذي : من أحب قوما بالإخلاص يكون من زمرتهم وإن لم يعمل عملهم لثبوت التقارب بين قلوبهم وربما تؤدي تلك المحبة إلى موافقتهم.
~الشيخ ميمون زبير في تقديم كتاب عناية المفتقر بما يتعلق بسيدنا الخضر عليه السلام~ د، مكتبة الأنوارية.
“Adapun orang yang ikhlas senang pada satu kaum, maka dia termasuk golongan kaum tersebut, meskipun dia belum pernah beramal selayaknya amal mereka (kaum).
(Kenapa?) Karena keduanya telah menjalin hubungan kekerabatan di antaranya, meskipun sekadar kontak batin (التقارب بين قلوبهم). Dan, terkadang kecintaan itu akan membawa pada kecocokan amal secara nyata (ikut amal kaum tersebut)”.
Oleh karena itu, kita dianjurkan cinta pada ulama dan orang-orang saleh. Imam Nawawi memberikan komentar dalam konteks ini, beliau kaul:
قال الإمام النووى: لا يشترط في الإنتفاع بمحبة الصالحين أن يعمل عملهم….
Artinya: “Beramal selayaknya amal orang-orang saleh tidak disyaratkan dalam memperoleh manfaat cinta padanya”.
Nabi Muhammad—shalallahu alaihi wasallam—bersabda:
المرء مع من أحب
Artinya: “Setiap individu, kelak dia bersama orang yang dicintainya”.
Semoga kita termasuk yang tercatat sebagai orang yang cinta kepada Allah, Nabi, sahabat Nabi, dan para orang-orang saleh. Amin..🙏
Oleh: Syifaul Qulub Amin.