Perhelatan Muktamar sampai saat ini belum menemukan titik terang, waktu penentuan dan pelaksanaan masih terus dalam perbincangan, hal ini membuat para pengurus di bawah mempertanyakan keberlangsungan acara paling bersitegang dan paling besar Nahdlatul Ulama tersebut. Di satu sisi, jabatan ketua umum PBNU sudah hampir habis, setelah diperpanjang pada tahun lalu dan pelaksanaan pemilihan tak kunjung dilestarikan. Namun di sisi yang lain, keberlangsungan Muktamar yang dalam acaranya menentukan ketua umum baru masih belum menemukan titik terang.
Hal itu membuat Forum Pindhereh Nahdlatul Ulama Madura (FORPIMNU) mengambil sikap, di antaranya adalah bahwa segenap jajaran Pindhereh (keturunan para kiai yang masih muda) se Madura menganggap penting bagi PBNU untuk mematuhi apa yang telah difatwakan oleh Rais Aam. Sebab, Rais Aam adalah pemegang otoritas tertinggi dalam tubuh organisasi. Sikap ini disampaikan pada acara yang berlokasi di Yayasan Raudlatul Ulum Tanah merah. Senen 06/12/21.
Pindereh Abier, selaku ketua umum dari FORPIMNU menyatakan, bahwa keputusan Rais Aam itu adalah fatwa yang harus dipatuhi oleh seluruh pengurus PBNU sampai Pengurus Ranting
“Itu adalah keputusan yang harus diindahkan. Jika para pengurus PBNU tidak memperdulikan bahkan terkesan membangkang maka kami dari pindereh Madura akan melakukan langkah-langkah untuk terus mendukung kebijakan Rais Aam dan para Kiai sepuh yang lain,” Ujar Pindereh Muda asal geger tersebut dalam sebuah acara yang bertajuk “musemuan” tersebut.
Sementara Pindereh Ihya’ dari Sampang mengungkapkan kekecewaannya terhadap oknum-oknum yang tidak punya ahklak terhadap keputusan kiai sepuh, yang dengan susah payah memayungi umat,
“Kami di bawah berjuang bagaimana kita terus mengabdikan diri kepada Jamiyah Nahdlatul Ulama. Bagaimana pengabdian dalam mempertahankan konsep Aqidah ala Ahlussunah wal Jamaah. Kita sepenuh hati, kok tiba-tiba pengurus yang di atas tidak mencerminkan etika ke NU-an,” ujar ketua FORPIMNU asal Karang Penang Sampang.
Perlu diketahui, para pindereh ini adalah komunitas kiai yang ada di kampung, yang terus berjuang dengan kebesaran hati tanpa ada pamrih. oleh karena itu, Wahyudi selaku Sekjend dari FORPIMNU berharap, para pindereh se-Madura jangan gegabah dalam mengambil langkah, yang jelas, pada hari ini kita masih tetap patuh untuk mengawal kebijakan Rais Aam untuk terus melakukan dan menjalankan roda kepemimpinan organisasi tertinggi ditubuh Jamiyah Nahdlatul Ulama.” Tegas pindereh Wahyudi mantan ketua Ansor Tanah merah.
Kontributor: Dhoiff Ahmad
Editor: Sunnatullah