99 tahun sudah umur Nahdlatul Ulama sejak awal didirikan hingga saat ini. Umur yang sudah cukup dewasa sebagai salah satu organisasi yang selalu istiqamah menyebarkan ajaran-ajaran Islam dengan prinsip tawasuth (moderat), tawasuzun (seimbang), dan i’tidal (adil).
Dalam perjalanannya selama 99 tahun menuju satu abad, NU tidak selalu mendapatkan tepuk tangan, tidak pula mendapatkan acungan jempol, dan sorak sanjungan atas segala perjuangannya yang solid, akan tetapi, rintang dan cobaan yang selalu datang, selain untuk menguji kelanjutan estafet kepemimpinannya, juga banyak yang hanya ingin memanfaatkannya.
Selain itu, NU yang terus berkembang di bawah pimpinan para ulama; baik yang ada dalam struktural atau tidak sekalipun. Selalu didoakan oleh para kekasih Allah, baik yang masih hidup, atau yang sudah wafat. Oleh karenanya, tidak heran jika NU terus berkembang dan selalu mewarnai perkembangan Islam dengan caranya sendiri.
Di usianya yang tidak lagi muda, NU terus berkembang sebagai organisasi yang benar-benar sistematis dan dinamis, mengajarkan ajaran Islam sesuai dengan paham mazhab empat dalam fiqih, Imam Asy’ari dan al-Maturidi dalam Aqidah, Imam al-Ghazali dan Imam Junaid al-Baghdadi dalam akhlak (tasawuf) dan yang lainnya.
Dengan prinsip itu, NU memiliki peran penting dalam menjaga ajaran Islam di Indonesia dari beragam ajaran-ajaran lain yang mencoba merusak dan menciderai ajaran Islam.
Selain itu, NU juga menjadi organisasi paling depan dalam membela keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dari orang-orang yang mencoba merongrong dan merusak NKRI yang sudah disepakati oleh para ulama, khususnya para founding father yang ikut merumuskan NKRI dan UUD 45.
Dalam catatan sejarah, yang menyerang NU tidak hanya dalam konteks agama, misalnya Wahabi, HTI, salafi, dan aliansi Islam dengan paham cacat dan sesatnya. Jauh dari itu, NU juga diserang dari beragam sudut, mulai dari politik dan negara, seperti DI, TI, PKI, Masyumi, apalagi pada masa Orde Baru (Orba), NU tidak diberi peluang sedikitpun.
Bagaimana dengan NU yang mendapatkan serangan bertubi-tubi?
Kita bisa menyaksikan, sejarah juga bisa membuktikan, bahwa organisasi-organisasi lain yang mencoba menyerang NU, baik dari sektor agama, aqidah, politik, dan lainnya tidak bertahan lama, semuanya hancur, sebagaimana dawuh Rais Akbar Nahdlatul Ulama, Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari,
“Sapah se manyala ke-NU, ancor!”
Dan dawuh KH Idris Marzuki, Lirboyo,
“Siapa pun yang memusuhi NU, kalau dia seorang wali, akan luntur kewaliannya, kalau dia tokoh berpengaruh akan kehilangan pengaruhnya. Sebab NU didirikan para Ulama dan telah di restui para Auliya”.
Demikian NU. Sejarah membuktikan bahwa semuanya tentang kesabaran untuk terus tabah melawan semua rintangan yang menghadangnya, dan alhasil, dengan kesabaran itu membuktikan bahwa NU merupakan organisasi yang hebat.