Betapa gembiranya kita yang masih hidup bisa bertemu dengan bulan yang agung, bulan Ramadhan, bulan yang penuh ampunan dan Rahmat, bulan yang siapapun pasti rindu akan kehadirannya, bulan yang di dalamnya terdapat malam seribu bulan.
Ibnu Jauzi, seorang tokoh penting dalam berdirinya kota Baghdad berkata;
تالله، لو قيل لأهل القبور: تمنوا، لتمنوا يوما من رمضان
“Demi Allah, jika dikatakan kepada para penghuni kubur: “Berandai-andailah kalian,” niscaya mereka akan berharap sehari saja berjumpa bulan ramadhan.
Bayangkan, orang yang sudah mati-pun bisa dipastikan rindu bertemu dengan bulan Ramadhan, apakah kita yang masih hidup kalah sama Meraka, ataukah karena kita belum merasakan apa yang mereka rasakan saat tidak berjumpa dengan bulan Ramadhan.
Habib Abdullah Al-Haddad berkata :
لا تسكب الدمعات لرحيل رمضان ، فرمضان سيعود ، ولكن اسكب الدمعات خشية أن يعود رمضان و أنت راحل
“Kau tak perlu mencucurkan air mata karena kepergian Ramadhan, sebab Ramadhan akan kembali. tapi cucurkanlah air mata karena khawatir ketika ramadhan kembali kau telah pergi.
Oleh karena itu, mari kita panen di bulan Ramadhan ini apa yang kita tanam di bulan Rajab dan Sya’ban. Masih beruntung kita dipertemukan dengan bulan Ramadhan tahun ini. Tahun yang akan datang tidak ada yang tahu kapan kematian menghampiri. Sebagaimana dawuhnya Abu Bakar Al Balkhi;
شهر رجب شهر زرع، وشهر شعبان شهر سقي الزرع، وشهر رمضان شهر حصاد الزرع
“Bulan Rajab adalah bulan untuk menanam, bulan Sya’ban adalah bulan untuk menyiram tanaman, dan bulan Ramadhan adalah bulan memanen tanaman”
لو عشت كلّ حياتك كأنك في رمضان ستجد الآخرة عيدا
“Jika engkau menjalani seluruh hidupmu seolah-olah di bulan Ramadhan, niscaya engkau akan dapati akhirat sebagai hari raya”
Penulis : Busiri